Ayat Renungan:
Kolose 3: 13, “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”
Roma 12: 18, “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
Kita pasti mau melihat bahwa keluarga kita, tempat kita bekerja dan situasi di sekitar kita mengalami damai bukan? Itu bisa terjadi jika kita memulainya dari diri kita sendiri! Kita tidak bisa mengharapkan orang lain atau keluarga kita melakukannya. Tapi kita bisa jadi penentu hadirnya damai sejahtera di sekeliling kita!
Waktu kita melangkah melakukannya, maka kita seperti membawa atmosfer dan harum bau Kristus kepada orang-orang di sekitar kita. Inilah yang disampaikan dalam Kolose 3: 13, “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”
Kalau kita renungkan ayat ini, di sana disampaikan bahwa dimana ada “damai” di sana ada “pengampunan”. Di mana ada “kemarahan” di sana ada “pertikaian” dan “kekacauan”. Jadi kuncinya untuk kita punya damai adalah kita perlu mengampuni sesama kita.
Ayat lanjutan dari Kolose 3 ini disampaikan: “kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.” Setelah kita mengampuni, kita perlu mengenakan kasih untuk menyempurnakan hubungan dan situasi yang terjadi di sekitar kita. Kasih membuat kita menjadi orang yang memahami dan mengerti kebutuhan orang-orang di sekitar kita, seperti ketika mereka sedang lelah, ketika mereka sedang butuh didengarkan dan bahkan butuh dibantu.
Dan di atas semua itu “damai sejahtera Kristus sendiri akan memerintah dalam hati kita”. Tuhan memerintahkan kita supaya firman-Nya menjadi kompas penuntun bagi kita, sehingga hati kita tidak mudah marah sebaliknya kita lebih mencintai hal-hal yang mendatangkan damai sejahtera. Sementara segala hal yang bersifat pertikaian dan kekacauan tidak lagi berkuasa atas kita. Pada waktu kita mengizinkan firman Tuhan sebagai otoritas tertinggi atas hati dan pikiran kita, maka damai sejahtera Tuhan akan memerintah atas hidup kita.
Sebagai ayat renungan hari ini, kita bisa buka di Roma 12: 18, “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” Jadi, mari merenungkan firman Tuhan hari ini bahwa kitalah yang harus mulai menghadirkan “damai sejahtera” di manapun kita ingin mengharapkannya hadir. Mungkin di kantor kita, di kota kita, di gereja kita, atau bahkan di bangsa kita. Itu semua ditentukan dari diri kita sendiri!
Action: Situasi di sekitar kita saat ini mungkin membuat kamu mempersalahkan orang lain. Yuk praktikkan firman pagi ini dan mulai mengubah situasi dengan menghadirkan damai melalui diri kita sendiri.
Ayat Hafalan: Matius 5:9, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.”
Hak cipta @Maria Kaesmetan